PENYATUAN DUA ATAU LEBIH MATERI PEMAHAMAN KONSEP KHD DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DI SEKOLAH

PENYATUAN DUA ATAU LEBIH MATERI PEMAHAMAN KONSEP KHD DALAM PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN DI SEKOLAH

Assalamualaikum WR WB

Om Svastiyastu

Salam kebajikan 

dan salam sejahtera bagi kita semua.

Pembelajaran terkait pemenuhan pendidikan yang sejalan dengan tujuan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan pemahaman akan filosofi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara. Dari pemaparan pelaksnaaan pendidikan yang diibaratkan dengan cara bercocok tanam sehingga menimbulkan sebuah informasi baru bagi kita sebagai peserta Pendidikan Calon Guru Penggerak. Di mana, seluruh insan pendidikan diberikan gambaran bahwa dalam memulai sebuah pendidikan itu perlu dilakukan penyemaian lokasi penaneman benih yang tidak memerlukan kualitas bibit unggul atau bukan untuk dijadikan sebuah tanaman yang nantinya akan menghasilkan tanaman berkualitas. Ki Hajar Dewantara menggambarkannya menjadi sebuah pemikiran yang mengangkat guru sebagai petaninya, kemudian tanaman itu adalah siswanya. Menurut teori yang diutarakan oleh KHD, guru perlu mempersiapkan segala sesuatu hal yang akan dibutuhkan dalam pembelajaran. Melakukan penyemaian benih sehingga menghasilkan buah atau tumbuhan yang diidentikkan dengan siswa yang bermartabat, berdaya saing tinggi, dan menjadi kodrati manusia sesuai dengan kodratnya.



Selanjutnya dalam proses pemenuhan kebutuhan dalam pelaksanaan pendidikan KHD juga sudah mengangkat sebuah pemikiran bahwa dalam melaksanakan pendidikan perlu diselaraskan antara pendidikan dan pengajaran. Di mana pendidikan itu merupakan upaya pembentukan karakter anak didik yang sesuai dengan harapan kebangsaan yaitu menjadi manusia yang tangguh, berakhlak dan beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa serta bermanfaat bagi orang di sekitarnya kelak. Sedangkan bidang pemahaman pendidikan sebagai pengajaran, memanfaatkan kondisi lingkungan belajar yang mengangkat merdeka belajar serta tidak adanya keterpaksaan dalam diri siswa selama menuntut ilmu di sekolah. Pembelajaran juga lebih megutamakan konsep kebebasan dalam mengeksplorasi diri siswa dalam mengembangkan kompetensi yang telah dimiliki sehingga guru diharapkan menggali seluruh kompetensi yang sudah ada. Sehingga mencapai amanah serta tujuan pendidikan Nasional. Sebagaimana yang tertuang dalam kurikulum saat ini yakni Kurikulum 2013. 

Organisasi Taman siswa didirikan sejak tanggal 03 Juli 1922 di Yogyakarta yang didirikan oleh RM. Soewani Soeryaningrat yang disebut sebagai Ki Hajar Dewantara. Organisasi tersebut didirikan karena adanya ketidakpuasan terhadap sistem Pendidikan yang ada di masa penjajahan Belanda. Waktu itu Pemerintahan Belanda masih menguasai Indonesia dan sistem Pendidikannya. Pemerintah tidak membebaskan semua Rakyat Indosenias untuk bersekolah. Taman siswa  merupakan salah satu bentuk lembaga Pendidikan yang menjadi gambaran pelaksanaan pendidikan yang berkiprah kepada penerapan pendidikan yang berasaskan pada ki Hajar Dewantara. Gambaran pelaksanaan pendidikan di Taman Siswa ini memberikan gambaran pendidikan Holostik yang berpusat kepada siswa. Pelaksanaan Pembelajaran sudah menerapkan hampir seluruh Filosofi Pendidikan dari Ki Hajar Dewantara. Pendidikan di Taman Siswa ini dilaksanakan.


Anak didik di seluruh sekolah yang ada di Indonesia dapat kita yakini memiliki kodrat sebagai manusia bagian dari Ciptaan Tuhan yang Maha Esa. Ibaratnya secarik kertas yang di dalamnya sudah memiliki coretan-coretan. Sebagai seorang guru kita memiliki tugas mulia untuk memperbaiki segala bentuk coretan pada kertas yang dinilai negatif, dan mengembangkan seluruh coretan yang dinilai positif untuk menciptakan sebuah tulisan indah pada lembaran kertas tersebut. Anak didik diyakini akan mampu mengembangkan diri dalam pembelajaran. Dikarenakan sejak lahir memang sudah dibekalkan oleh sang khalik sebagai insan yang memiliki kompetensi dan kemampuan sebagai warga sekolah. 

Sebagai timbal balik dari mempelajari modul tentang filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara, dalam diri kini tertanam niat tulus untuk memanusiakan manusia sesuai dengan kodratnya, menciptakan suasana pembelajaran yang bernilai kebebasan tanpa ada paksaan, menghormati anak didik, serta mengupayakan eksplorasi terbimbing sebagai upaya dalam mencapai tujuan Pendidikan Nasional. Sebagai guru juga perlu untuk menjadi teladan saat mendidik, memberikan semangat ketika melakukan proses pembelajaran, serta mendorong anak didik dalam mengarungi pendidikan sebagai salah satu upaya menggapai cita-cita . Sebagaimana ungkapan dari Ki Hajar Dewantara "Ing Ngarso Suntulodo, Ing Madya Mangun Karsa, Tut wuri Handayani".

Sebagai seorang guru, saya akan berupaya untuk menciptakan pendidikan yang selaras dengan  pengajaran, serta mencipkatakn kondisi belajar yang sesuai dengan lingkup pendidikan sesuai filosofi Ki Hajar Dewantara. Penerapan untuk melakukan pembelajaran yang mengutamakan kebebasan kepada seluruh siswa dalam belajar, menerima pembelajaran, serta kebebasan dalam mengeksplorasi diri sebagai pembelajar. Mengangkat penerapan pendidikan yang seirama dengan penerapan pendidikan yang diterapkan pada Sekolah Taman Siswa, tanpa harus menghilangkan budaya lokal yang sudah ada. 




Info Grafis KHD


Penulis,

Sabir, S.Pd.

Comments

Popular posts from this blog

PINSEN - ABSEN ONLINE GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TK, SD DAN SMP KAB. PINRANG

Cerita Pasca Pendidikan Guru Penggerak

LINK LINK PENTING DAN CEK SOAL DENGAN MUDAH