Modul 2.3.a.9 Koneksi Antarmateri – Couching

 


Modul 2.3.a.9 Koneksi Antarmateri – Couching

a.      Sintesis berbagai materi

KESIMPULAN

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam usaha pemenuhan amanah dari tujuan Pendidikan Nasional. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan di kelas pada umumnya merupakan usaha pembelajaran yang berdasarkan pada kurikulum yang berlaku. Guru diharapkan mampu menjadi panutan kepada seluruh muridnya ketika memberikan pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Peran guru sebagai couch sangat diharapkan untuk dapat membantu proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran yang telah disusun agar pembelajaran dapat berjalan maksimal. Usaha dalam penerapan terhadap langkah-langkah couch ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan pembelajaran yang maksimal sesuai dengan harapan dan tujuan Pendidikan Nasional melalui pemahaman mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu, penerapan teknik couch juga akan dapat memenuhi amanah dari Ki Hajar Dewantara dalam menciptakan merdeka belajar bagi murid. Terciptanya murid yang berprofil Pancasila, serta penanaman karakter baik melalui budaya positif dapat menjadi salah satu pendukung kelancaran dalam suatu proses pembelajaran di sekolah. Hal ini dapat pula diintegrasikan dengan tahapan pembelaharan berdiferensiasi dan penerapan KSE sebagai upaya pemenuhan kesadaran penuh terhadap siswa dalam menerima pembelajaran dari gurunya.

Pemanfaatan pembelajaran dengan teknis berdiferensiasi sudah mampu memberikan gambaran pemetaan terhadap kompetensi yang dimiliki siswa. Siswa memiliki tujuan hidup yang hakiki. Melalui pembelajaran berdiferensiasi ini, guru diharapkan mampu memberikan suasana kelas belajar yang lebih kondusif dengan lebih mengutamakan minat belajar murid, melalui pemetaan konten, proses, dan produk. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu strategi yang mendukung merdeka belajar. Sesuai amanah dari Ki Hajar Dewantara melalui harapan, tujuan, serta gambaran filosofi dari berbagai praktek pendidikan yang telah dituangkan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang mendukung tumbuh kembang anak didik secara holistik. Tanpa membeda-bedakan serta menumbuhkembangkan murid sesuai dengan harapan dan hakikatnya sebagai makhluk hidup untuk mencapai kehidupan yang hakiki kelak. Pembelajaran berdiferensiasi juga tidak terlepas dari kegiatan mengamanahkan untuk selalu berfikir positif, memiliki tujuan hidup yang terarah, serta pandangan hidup yang cerah. Tingkat kesadaran dalam berfikir melalui mindfullness pada murid sangat diharapkan. Sebagai bentuk pendukung kesadaran belajar seluruh murid.

Couching dapat dilakukan melalui tahapan seperti menentukan Tujuan, Identifikasi masalah, Rencana aksi, serta penerapan hidup dengan Tanggungjawab atas rencana aksi yang sudah dikemukakan sebelumnya. Tahapan strategi ini disingkat dengan TIRTA. Murid yang bertindak sebagai couchee akan mengemukakan permasalahan pembelajaran yang mungkin dihadapi saat menerima pembelajaran di kelas atau sekolah. Couching memiliki perbedaan dari beberapa penerapan bimbingan seperti mentoring dan konseling. Perbedaan tampak dari cara penerapannya seperti pada mentoring yang identik pada pelaksanaan dengan tujuan yang berbeda yakni membagikan pengalamannya untuk membantu mantee mengembangkan dirinya. Sedangkan konseling membantu konseli memecahkan masalahnya. Berbeda dari konteks TIRTA sebagai penerapan coaching yang mengarahkan coachee untuk menyelesaikan masalahnya sendiri dan memaksimalkan potensinya.

 

b.      Rancangan Tindakan

Rancangan Tindakan untuk Aksi Nyata

 

 

Judul Modul

: Rancangan Aksi Nyata Modul 2

Nama Peserta

: PGP-1-KAB.PINRANG-SABIR-2-RANCANGAN AKSI

 

 

Latar Belakang

Linimasa tindakan yang akan dilakukan

Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan suatu bangsa. Baik dari segi kemajuan bangsa di bidang sosial, ekonomi, maupun bidang lainnya. Sumber daya manusia menjadi salah satu hal yang paling utama sebagai modal terbentuknya pondasi kemajuan dan kesejahteraan bangsa. Guru sebagai pamong sekaligus garda terdepan dalam upaya mencapai tujuan bangsa memiliki peran yang sangat penting. Diantanranya dalam membentuk karakter anak didik, sampai pada pencapaian koginisnya sebagai penerus cita-cita bangsa. Pemerataan akan pendidikan di harapkan mampu mengajak kepada bangsa untuk dapat merubah mindset serta pola pikir di masa yang akan datang melalui beberapa terobosan baru misalnya tranformasi bentuk pembelajaran yang dulunya masih monoton dan hanya mengharapkan kompetensi pada segelintir murid saja. Melalui pembelajaran berdiferensiasi ini, guru diharapkan mampu memberikan suasana kelas belajar yang lebih kondusif dengan lebih mengutamakan minat belajar murid, melalui pemetaan konten, proses, dan produk. Pembelajaran berdiferensiasi merupakan salah satu strategi yang mendukung merdeka belajar. Sesuai amanah dari Ki Hajar Dewantara melalui harapan, tujuan, serta gambaran filosofi dari berbagai praktek pendidikan yang telah dituangkan melalui berbagai kegiatan pembelajaran yang mendukung tumbuh kembang anak didik secara holistik. Tanpa membeda-bedakan serta menumbuhkembangkan murid sesuai dengan harapan dan hakikatnya sebagai makhluk hidup untuk mencapai kehidupan yang hakiki kelak. Pembelajaran berdiferensiasi juga tidak terlepas dari kegiatan mengamanahkan untuk selalu berfikir positif, memiliki tujuan hidup yang terarah, serta pandangan hidup yang cerah. Tingkat kesadaran dalam berfikir melalui mindfullness pada murid sangat diharapkan. Sebagai bentuk pendukung kesadaran belajar secara penuh. Menerima materi yang diajarkan dari seorang guru secara maksimal. Hal itu dapat dilakukan melalui pengembangan kompetensi sosial dan emosional. Tahapan pengembangan KSE itu dapat dipenuhi melalui berbagai strategi misalnya STOP. Murid akan merasakan kenyamanan dan ketentraman dalam belajar. Tanpa ada yang merasa terintimidasi dalam belajar. Selain itu, guru juga diharapkan mampu menjadi couch dalam pembelajaran. Couch dalam pembelajaran merupakan strategi yang menarik untuk diterapkan. Melalui praktik couch, murid yang berperan sebagai couchee dapat berfikir positif terhadap permasalahan yang dihadapi selama menerima pembelajaran dari gurunya. Strategi pembelajaran dengan mengintegrasikan praktek couch di dalamnya dapat dilaksanakan dengan model TIRTA. Guru bertindak sebagai couch dengan mengajak kepada siswa berdiskusi terkait Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, dan Tanggungjawab dari masalah serta solusi yang dihadapi oleh murid tersebut.

1).Merancang kegiatan perubahan dengan tahapan TIRTA dan melakukan diskusi dengan warga sekolah maupun stakeholder terkait dalam menggali potensi dan mendeteksi kekuatan yang sudah ada.

2)  Melakukan kegiatan yang dapat mengarah pada tujuan pembelajaran melalui  kegiatan pembelajaran yang terintegrasi  langkah-langkah pembelajaran berdiferensiasi.

3)  Melakukan kegiatan yang dapat mengarah pada tujuan pembelajaran melalui  kegiatan pembelajaran yang terintegrasi  langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan strategi pembelajaran Kompetensi Sosial dan Emosional dalam tahapan dan langkah-langkah pembelajaran.

4)Melakukan kegiatan yang menerapkan teknik couching IRTA dalam mengupayakan solusi terhadap masalah pembelajaran yang dihadapi oleh murid .

5) Penyusunan laporan kegiatan Aksi nyata, penyelesaian dokumentasi kegiatan, dan video singkat tentang pelaksanaan kegiatan secara Luring/Daring. Sebagai implementasi pembelajaran berdiferensiasi, KSE, dan Penerapan TIRTA dalam couching kepada murid.

Tujuan

 

Dampak kepada murid yang ingin dilihat dari rancangan tindakan ini adalah : 1) Meningkatnya motivasi belajar murid serta menciptakan pembelajaran yang menarik, sesuai kebutuhan siswa melalui pembelajaran berdiferensiasi. 2)Tercapainya penerapan strategi pembelajaran KSE dengan mengintegrasikannya pada tahapan pembelajaran yang telah disusun sesuai RPP, 3) Meningkatnya kemampuan dalam berfikis solutif terhadap masalah, serta kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang mungkin dihadapi dalam pembelajaran baik di kelas, sekolah, maupun di lingkungan tempat tinggal.

 

Tolok Ukur

Dukungan yang dibutuhkan

Bukti yang dapat dijadikan indikator bahwa tindakan ini berjalan dengan baik adalah :                                                                                                      1) Siswa aktif dalam pemetaan minat saat pra pembelajaran sesuai RPP

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Alat dan bahan yang digunakan adalah Lap top, Internet, Aplikasi Google Meet, Poster Kesepakatan Kelas, Perangkat Pembelajaran daring maupun luring dll. sedangkan Dukungan dari pihak terkait atau dari seluruh stake holder pendidikan mulai dari tingkat Kabupaten dalam hal ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Korwil, Pengawas Sekolah, Kepala Sekolah, Guru, Tenaga Kependidikan, Komite, Tokoh Masyarakat, serta Orang tua/Wali siswa serta murid.

2) Siswa memilikikesadaran penuh (mindfullness) serta memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti pembelajaran serta aktif dalam penerapan KSE melalui teknik STOP

3)  Siswa aktif dalam menceritakan masalah yang dimilki, serta pemecahan masalah pembelajaran dan berani mengungkapkannya kepada guru.

4) Siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

5) Siswa memberikan respon dan tanggapan yang sesuai dengan apa yang dijadikan langkah pada penerapan couching dengan teknik TIRTA.

 

Terima kasih.

Salam Guru Penggerak.

Comments

Popular posts from this blog

PINSEN - ABSEN ONLINE GURU DAN TENAGA KEPENDIDIKAN TK, SD DAN SMP KAB. PINRANG

Cerita Pasca Pendidikan Guru Penggerak

LINK LINK PENTING DAN CEK SOAL DENGAN MUDAH