PGP-1-Kab. Pinrang-Sabir-Aksi Nyata Paket Modul 3
ARTIKEL REFLEKSI AKSI NYATA PAKET MODUL 3
PGP- 1- KABUPATEN PINRANG – SABIR-AKSI NYATA PAKET MODUL 3
A.
Peristiwa ( facts)
1.
Masyarakat Indonesia pada
umumnya memiliki tingkat minat baca yang masih rendah. Tingkat minat literasi masyarakat
Indonesia terbilang masih rendah. Indonesia berada pada peringkat ke-60 dari 61
negara. Rendahnya minat baca dari masyarakat di Indonesia terindikasi dari pemikiran
yang lebih mengutamakan hal-hal yang bersifat instan dan segera dapat
terselesaikan. Namun hal tersebut terkadang menjadikan informasi yang ditemukan
terkadang mengandung berita bohong. UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua
dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut
UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%.
Artinya, dari 1000 orang Indoneisa, Cuma 1 orang yang rajin membaca. Sebagai
seorang guru, kita perlu untuk bergotomg royong dalam upaya memotivasi siswa
untuk dapat menanamkan minat baca di dalam diri masing-masing murid.
Sebagaimana yang diterapkan pada UPT SD Negeri 184 Pinrang, pada program Aksi
Nyata yang telah disusun dan dilaksanakan oleh salah seorang calon guru
penggerak melalui program aksi nyata yang dilaksanakan pada sekolah tersebut.
Beberapa kekuatan yang dapat dimanfaatkan untuk memperlancar jalannya program
adalah dukungan dari pihak kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, serta
murid yang memiliki antusias untuk semangat belajar dan memiliki karakter baik
dalam mengembangkan diri untuk selalu belajar. Sedangkan kekuatan yang dimiliki
dari segi pemenuhan sarana dan prasarana, sekolah memiliki perpustakaan yang
teregistrasi serta buku bacaan yang memadai. Selain itu, lingkungan sekolah
yang didukung oleh kondisi alam yang asri dan penuh dengan pepohonan serta
batuan besar di pekarangan sekolah. Dari sumber kekuatan yang dimiliki
tersebut, sehingga dapat menggerakkan hati calon guru penggerak yang merupakan
bagian dari warga sekolah tersebut.
2. Alasan melakukan Aksi nyata tersebut dilakukan untuk dapat
meningkatkan motivasi membaca murid. Literasi dapat ditanamkan melalui
pembiasaan. Menanamkan minat baca kepada murid sejak dini diperlukan agar kelak,
murid akan terbiasa untuk menggali informasi dari kegiatan membaca. Selain memperoleh
informasi, dengan membaca anak didik akan memperoleh ilmu yang banyak dari
bahan bacaan yang telah dibacanya. Melalui budaya literasi sejak dini, murid
dapat menjadi manusia yang bijak dalam mengelola informasi sehingga terhindar
dari informasi-informasi yang menyesatkan. Gambaran kehidupan dari sumber
informasi yang dibaca akan memberikan banyak motivasi dan petunjuk hidup
melalui pesan dan Amanah yang ditemukan dari membaca. Anak yang terbiasa untuk
membaca setiap waktu kelak akan memperoleh ilmu yang sangat banyak dan
bermanfaat. Melalui kegiatan membaca juga anak akan dapat melatih kosakata yang
dimiliki, serta melakukan komunikasi dengan lingkungan sekitar dapat berjalan
lancar.
3. Hasil aksi nyata yang dilakukan yaitu kegiatan tersebut
dilakukan selama 4 minggu, dimana tahapan pelaksanaannya yaitu :
a. Rapat pemantapan program bersama dewan guru dan pengurus
komite. Rapat pemantapan pelaksanaan kegiatan dihadiri oleh Pengawas sekolah,
kepala sekolah, dewan guru UPT SD Negeri 184 Pinrang, serta berkolaborasi
dengan pengurus komite. Kolaborasi dari hasil rapat antara warga sekolah
bersama komite menghasilkan ide yang keratif dan menarik serta lengsung dapat
dilaksanakan. Selain itu, penganggaran dapat diminimalisir. Dukungan dari pihak
pengawas dan komite juga menjadikan kegiatan dapat berjalan lancar.
b. Membangun komunikasi dengan orang tua murid dilakukan
melalui penyampaian pada group Whatsapp. Sehingga pihak sekolah memperoleh
dukungan daring orang tua murid melalui pesan elektronik yang dikirim dari
masing-masing android orang tua murid.
c. Kegiatan awal dilakukan dengan membuat sudut baca di dalam kelas. Melalui sudut bac aini diharapkan seluruh murid dapat lebih dekat lagi dengan sumber baca berupa buku bacaan sehingga menjadikan bagian dari waktu yang ada untuk selalu membaca.
d. Pemanfaatan lingkungan sekolah untuk menjadi bagian dari
penerapan budaya literasi sebagai pendukung terlaksanya program sehingga minat
baca dapat tertanamkan sejak dini. Adapun wilayah yang djadikan titik membaca
adalah bebatuan yang ada di sekitar pekarangan sekolah yang letaknya di dekat
area parkiran kenderaan. Pada lokasi ini ditata sedemikian rupa sehingga dapat
menciptakan suasana nyaman dalam membaca.
B.
Perasaan (feelings)
Aksi nyata yang telah dilaksanakan memperoleh
dukungan yang sangat baik dari seluruh stakeholder terkait. Warga sekolah
memiliki antusias untuk selalu menanamkan minat baca untuk dapat menambah
pengetahuan yang lebih banyak melalui membaca. Warga sekolah turut senang
dengan adanya program ini. Hasil dari aksi nyata ini akan membawa pengaruh
besar terhadap guru murid dan orang tua. Guru akan memperoleh kemudahan dalam
proses pembelajaran di kelas. Melalui minat baca yang tinggi, murid akan lebih
mudah menerima pembelajaran dari gurunya. Pengetahuan akan selalu bertambah
jika penerapan budaya literasi dapat dilaksnakan secara efektif dan efisien. Perasaan
dari seluruh warga sekolah tampak sangat antusias dalam secara aktif dalam penerapan
program. Murid memiliki semangat belajar dan minat membaca yang semakin tinggi.
Factor pendukung dengan adanya perpustakaan yang dimiliki sekolah, sumber
belajar berupa buku bacaan yang menarik minat baca murid serta lingkungan
belajar yang asri menjanjikan pelaksanaan program ke depannya akan terus dapat
dilakukan.
C.
Pembelajaran
(findings)
Pelaksanaan program sebagai bentuk realisasi
aksi nyata pada modul ini, memberikan banyak pembelajaran kepada calon guru
penggerak. Salah satunya terkait kemandirian dari sisi pribadi seorang guru
yang diberikan Amanah untuk melaksanakan program yang menjadi bagian dari
kebutuhan sekolah. Selain itu, jiwa kolaborasi yang tinggi dari guru rekan guru
pada satuan pendidikan sebagai tempat pelaksanaan program. Di samping itu,
hubungan emosional yang semakin erat antar warga sekolah bersama dengan orang
tua murid dapat terjalin. Pembelajaran lainnya yang dapat ditemukan adalah
melalui program budaya literasi ini, kita dapat mendongkrak minat baca murid
yang ada di sekolah. Sehingga akhirnya nanti menjadi sebuah cita-cita agar
seluruh sekolah yang ada di pelosok tanah air dapat menerapkan budaya literasi
di dalam satuan pendidikan masing-masing sehingga Indonesia bukan lagi negara
yang berada pada urutan kedua terakhir di dunia.
D.
Penerapan ke depan (
future)
Aksi nyata terkait program menanamkan budaya literasi agar minat
baca pada anak didik dapat berjalan secara maksimal dan sesuai dengan harapan.
Hal ini diharapkan dapat menjadi bagian dari kegiatan pembelajaran di kelas
maupun di lingkungan sekolah atau pemanfaatan pekarangan sekolah sebagai tempat
belajar. Untuk penerapan program ini tidaklah membutuhkan biaya yang banyak
melainkan memanfaatkan seluruh potensi yang telah dimiliki oleh setiap sekolah.
Misalnya pada satuan pendidikan UPT SD Negeri 184 Pinrang ini, guru sangat
antusias dalam melaksanakan program. Sehingga melahirkan beberapa titik yang
dapat digunakan untuk penerapan budaya literasi melalui penggalian motivasi
melalui pembiasaan serta mampu memberikan banyak Latihan kepada murid dalam mengolah
kemampuan berbahasa serta kosakata yang dimiliki. Sebagai komitmen bersama yang
telah ditanamkan oleh sleuruh warga sekolah termasuk orang tua murid, maka ke
depannya program ini akan terus dijalankan. Mengingat pengaruh dari budaya literasi
ini memanglah sangat berpengaruh bagi kehidupan manusia. Termasuk tingkat kecerdasan
serta pengetahuan yang banyak dapat digali melalui minat baca yang tinggi dari
masing-masing manusia.
Comments
Post a Comment